Arsitektur dapat diibaratkan sebagai 'pedang bermata dua'. Sisi pertama arsitektur adalah seni, sedangkan sisi kedua adalah ilmu pengetahuan. Perancangan kota den=mikian halnya. Sisi pertama perancangan kota adalah perencanaan yang membutuhkan berbagai alat kuantitatif untuk memahami komplesitas permasalahan kota, sedangkan sisi kedua adalah berbagai usaha untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan. Untuk menjembatani kedua sisi tersebut, diperlukan alat-alat bantu berupa teknik-teknik kuantitatif, sehingga para perancang dapat memahami dan menyelesaikan kompleksitas dan kontradiksi dengan lebih baik. Hal ini karena sisi subjektif perancangan kota dapat dipelajari kaitannya dengan sisi objektif bidang itu. Berdasarkan hubungan sentimen subjektif dengan informasi objektif tersebut, maka dapat ditetapkan juga perwujudan nyata yang optimum bagi sebuah ruang kota
|