Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama dalam menjalankan
usahanya, yaitu menginginkan kelancaran dan keberhasilan dalam
perjalanan usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian saat
ini serta pesatnya persaingan dalam dunia usaha mendorong setiap
perusahaan untuk berusaha lebih keras untuk saling bersaing. Dan salah
satunya adalah menggunakan transaksi piutang. Salah satunya adalah
perusahaan yang bergerak di bidang jasa ekspedisi (pengiriman barang).
Seharusnya lebih mudah bagi perusahaan untuk menerima pembayaran
secara langsung dari pelanggan, tapi tidak jarang transaksi piutang
dilakukan untuk menarik atau mempertahankan pelanggan tetap. Namun
banyak resiko yang harus dipertimbangkan untuk menjalankan transaksi
piutang, maka diperlukan kebijakan manajemen piutang yang juga dapat
digunakan sebagai alat pengendalian piutang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui analisa kebijakan manajemen piutang terhadap
proses pengendalian piutang.
Penelitian ini menggunakan penilaian deskriptif kualitatif tanpa
menggunakan hipotesa melalui studi kasus untuk mendapatkan
gambaran kebijakan manajemen piutang pada perusahaan jasa yang
dijelaskan secara kualitatif dengan dasar teori yang relevan dengan
pengumuran piutang (aging schedule) dan analisis rasio (rasio likuiditas
dan rasio aktivitas). Dengan objek penelitian salah satu perusahaan jasa
ekspedisi di Surabaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan manajemen piutang
perusahaan dalam kondisi kurang baik karena masih ada pelanggan yang
terlambat melakukan pembayaran yang terbukti dari daftar umur
piutang. Naiknya rata-rata piutang Rp. 102,145,000.00 di tahun 2009
menjadi Rp. 104,607,000.00 di tahun 2010 menunjukkan meningkatnya
penjualan kredit yang dilakukan perusahaan. Ada sedikit perbaikan pada
umur rata-rata pengumpulan piutang sebesar 92 hari di tahun 2009
menjadi 89 hari di tahun 2010 dan pada perputaran piutang sebanyak
3,93x di tahun 2009 dan sebanyak 4,03 di tahun 2010 masih
menunjukkan bahwa perusahaan kurang efisien dalam mengelola
piutangnya. Berdasarkan prosentase rasio lancar di tahun 2009 sebesar
202,44% dan sebesar 206,51% di tahun 2010 menunjukkan bahwa
perusahaan masih memiliki tingkat likuiditas yang cukup baik.
Meskipun demikian perusahaan perlu menganalisa kebijakan
manajemen piutangnya agar pengelolaan dan pengendalian piutangnya
semakin baik dan berdampak positif pada likuiditas perusahaan.
|