Rokok merupakan kertas yang membungkus daun daunan tembakau dan cengkeh yang dihirup oleh manusia dari mulut. Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, di Indonesia
sendiri rokok sangat digemari oleh berbagai kategori usia, tetapi para perokok tersebut seakan tidak memperdulikan dampak negatif yang di huat oleh rokok yaitu munculnya berbagai
penyakit dan dapat juga dapat mengakibatkan kematian. Maka dari itu Pemerintah Indonesia pada tahun 2014 Membuat kebijakan yaitu memberi gambar seram pada kemasan rokok yang bertujuan menekan laju perokok di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini sebenarnya untuk mengetahui bahwa apakah setelah peraturan pemerintah yang baru yaitu adanya gambar seram pada kemasan rokok yang baru itu telah membuat para perokok jera untuk merokok ataupun mungkin kebijakan tersebut sama sekali tidak mempengaruhi pola pikir para perokok sehingga tujuan pemerintah untuk menekan laju perokok tidak efektif. Dalam penelitian ini diambil dari populasi perokok di Surabaya Timur dan sampel yang digunakan yaitu 100 orang. Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif dan Analisis Regresi Linier sederhana serta dengan Menggunakan Analisis Korelasi sederhana. Hasil dari Penelitian ini Dengan menggunakan Uji Regresi Linier Sederhana adalah T hitung > dari T tabel yaitu 4321>1984 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara Label Kemasan terhadap Keputusan Pembelian dan juga menggunakan Uji Koefisien Korelasi Sederhana yaitu T hitung 2380> dari T tabel yaitu 1984 yang berarti ada hubungan antara Perubahan Label Kemasan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Dan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruhnya yaitu menggunakan Uji determinasi yang hasilnya adalah nilai r squarenya hanya 16% saja yang berarti perubahan label kemasan hanya berpengaruh sebesar 16% saja terhadap Keputusan Pembelian Konsumen sisanya 84% dipengaruhi oleh faktor faktor
diluar Perubahan Label Kemasan.