Setiap Perusahaan mempunyai anggapan bahwa suatu kegiatan yang paling menonjol adalah kegiatan penjualan. Dimana pada bagian penjualan ini merupakan bagian yang sangat penting sehingga perlu mendapat perhatian yang lebih besar dari pihak pimpinan. Oleh karena itu sudah seharusnya perlu dibentuk adanya sistem prosedur penjualan yang memadai khususnya penjualan kredit. Disamping itu timbulnya gejala berupa kebutuhan akan pemisahan dan pembagian tugas serta wewenang kepada orang lain demi tercapainya suatu penyempurnaan sistem akuntansi. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana design prosedur penjualan kredit pada PT Purusa Bhakti di Surabaya. Tujuan masalah penelitian
ini adalah mencoba mendesain prosedur penjualan kredit pada PT Purusa Bhakti di Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi lapangan yang mana dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskritif kualitatif dimana hasil penelitian yang telah terkumpul sepenuhnya dianalisis secara kualitatif. Setiap mendapatkan data yang baru dari lapangan, segera mungkin data tersebut dianalisis secara berkesinambungan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tidak adanya seleksi terhadap para pelanggan dan juga staf piutang yang posisinya berada dibawah wewenang accounting yang notabene tidak memiliki wewenang dalam melakukan pemberian kredit. Saran dari penelitian ini adalah adanya seleksi terhadap para pelanggan yang mengajukan pembayaran secara kredit dan juga staf piutang mestinya berada dibawah wewenang kepala penjualan sehingga pemberian kredit bisa terkendali dengan baik.

Kata Kunci : Prosedur, Penjualan Kredit